Merantau. Bukan sekedar berpindah tempat tinggal. Lebih dari itu, merantau berarti soal mendobrak batasan, memperbarui kebiasaan dan berdamai dengan keterasingan. Tidak mudah. Kadang merasa ragu, akankah mampu beradaptasi, apakah bisa diterima di tempat yang baru, sudah tepatkah keputusan ini. Maklum, semuanya terasa berbeda, dari dialek yang dipakai, hawa cuaca sampai kebiasaan orang-orangnya. Kadang terbersit rasa ingin pulang, kembali pada kehidupan yang lebih gampang dan lebih nyaman. Tapi bukan perantau sejati namanya, kalau pulang sebelum kesuksesan datang.
Berhubung semuanya baru, para perantau sangatlah rentan salah paham dan kadang melakukan hal yang memalukan. Tapi biarlah, hal itu sebuah kewajaran di awal perantauan. Justru dari situ para perantau bisa belajar banyak hal.
Di perantauan, kadang juga kita ada di posisi kurang nyaman, karena teman-teman baru kurang bisa memahami diri kita, sehingga keberadaan keluarga menjadi hal yang paling dirindukan karena hanya keluargalah yang paling mengerti diri kita. Nah, dari sinilah sang perantau bisa belajar untuk mengikis ke-aku-an dalam diri dan mulai mengubah pikiran kalau kitalah yang harus mengerti orang lain.
Jika dikampung halaman, rumah selalu ramai dengan kehadiran orangtua, adik atau kakak, serta teman akrab, yang semuanya membuat kita tak pernah merasa kesepian. Maka,diperantauan akan berbeda rasanya meskipun ada teman-teman sesama perantauan, tetap merasa kesepian. Hal ini, justru akan membuat sang perantau semakin kreatif dalam mengisi keseharian agar tidak merasa kesepian.
Buatlah masa-masa diperantauan ini adalah pengalaman luarbiasa yang berkesan. Menjadi perantau akan membuat diri kita menjadi lebih kuat, lebih kreatif, lebih mengenal budaya dan tradisi di tanah rantau, selain itu juga menambah teman atau sahabat.
Ada pepatah tua mengatakan " Merantaulah nak..agar kamu tau betapa perihnya hidup yang kamu jalani. Di saat kamu butuh makan, di saat kamu kehabisan uang, di saat kamu berjuang dengan keterasingan, semuanya terasa berat dan hanya PERANTAU lah yang tahu jawabannya.
Berhubung semuanya baru, para perantau sangatlah rentan salah paham dan kadang melakukan hal yang memalukan. Tapi biarlah, hal itu sebuah kewajaran di awal perantauan. Justru dari situ para perantau bisa belajar banyak hal.
Di perantauan, kadang juga kita ada di posisi kurang nyaman, karena teman-teman baru kurang bisa memahami diri kita, sehingga keberadaan keluarga menjadi hal yang paling dirindukan karena hanya keluargalah yang paling mengerti diri kita. Nah, dari sinilah sang perantau bisa belajar untuk mengikis ke-aku-an dalam diri dan mulai mengubah pikiran kalau kitalah yang harus mengerti orang lain.
Jika dikampung halaman, rumah selalu ramai dengan kehadiran orangtua, adik atau kakak, serta teman akrab, yang semuanya membuat kita tak pernah merasa kesepian. Maka,diperantauan akan berbeda rasanya meskipun ada teman-teman sesama perantauan, tetap merasa kesepian. Hal ini, justru akan membuat sang perantau semakin kreatif dalam mengisi keseharian agar tidak merasa kesepian.
Buatlah masa-masa diperantauan ini adalah pengalaman luarbiasa yang berkesan. Menjadi perantau akan membuat diri kita menjadi lebih kuat, lebih kreatif, lebih mengenal budaya dan tradisi di tanah rantau, selain itu juga menambah teman atau sahabat.
Ada pepatah tua mengatakan " Merantaulah nak..agar kamu tau betapa perihnya hidup yang kamu jalani. Di saat kamu butuh makan, di saat kamu kehabisan uang, di saat kamu berjuang dengan keterasingan, semuanya terasa berat dan hanya PERANTAU lah yang tahu jawabannya.








0 komentar:
Posting Komentar